Tulisan adalah kata benda yang tidak mungkin “Ada” dengan sendirinya. Tulisan selalu dimulai dengan sebuah usaha dengan tujuan tertentu. Belakangan ini saya atau mungkin saja anda terkesan dengan kemajuan teknologi dengan ditemukannya berbagai alat guna “yang katanya” memudahkan manusia dalam berbagai hal. Termasuk teknologi yang dipakai penulis guna menulis ini. Menurut penulis sendiri, perbandingan manusia yang menulis “kan” pengalaman pribadinya berbanding sedikit dengan manusia yang hanya sekedar mengalami pengalamannya. Sekedar mengingatkan, bukankah anda pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar tentunya, Ingatkah anda sebelum kenaikan kelas diberikan rapor (penulis masih bingung dengan pemilihan kata rapor tersebut, apakah berasal dari kata “report”, “repot”, atau mungkin pihak Dinas Pendidikan punya referensi asal kata tersendiri). Nah ingatkah jika kita semua mempunyai Tulisan tentang kita yang bukan kita yang menulisnya (rapor)?.
Manusia, penulis, anda adalah makhluk yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT. Manusia, Penulis, maupun anda terkadang terlena dengan kalimat tersebut. Terkadang beberapa manusia (nampaknya banyak) menafsirkannya dengan melaksanakan ibadah terbatas shalat, puasa, haji.
Perjalanan Hidup, adalah dua kata yang dirangkai menjadi satu kalimat dengan mengorbankan salah satu arti kata. Hidup bukan kata dengan minim makna. Hidup adalah kata yang dapat mengumbar banyak hal mulai dari proses awal, perjalanan dan juga akhir dari hidup itu sendiri. Dan (jangan berhenti dahulu) proses itu akan kembali diulang dari akhir hidup itu sendiri (~). Saya tadi sudah menyinggung bahwa kalimat perjalanan hidup mengorbankan salah satu dari arti kata. Sebagaimana telah saya uraikan diatas, perjalanan merupakan bagian dari hidup itu sendiri.
Mungkin, adalah sebuah kata yang dalam tataran penulisan ilmiah tidak diperkenankan untuk memulai sebuah kalimat (mungkin). Sehingga karena terlintas dalam pemikiran saya, selagi saya masih ingat, makanya saya selipkan ini dalam tulisan ini. Namun kata tersebut nampaknya akan sering muncul dalam tulisan ini. Karena sebagai hipotesis awal penulis, Hidup dan Perjalanan harus dijawab dengan mungkin, karena tulisan ini bukanlah menggunakan metode kuantitatif. Namun kualitatif dengan berbagai kemungkinan yang tak terhitung.
Kembali ke kalimat yang terpotong tadi, kita tidak dapat memaknai Ibadah hanya dengan Shalat, Puasa dan Zakat. ada hal yang kita lewati, bahwa:
- Ada Makna Ketaatan pada Pemimpin dalam Shalat:
- Ada Makna Ketaatan terhadap Waktu;
- Ada Makna Silaturahmi;
- Ada Makna Kerendahan diri;Makna lainnya yang sepatutnya kita terapkan dalam perjalanan hidup
to be continued
Komentar
Posting Komentar